Judul :
Belenggu
Pengarang : Armijn Pane
Penerbit :
Dian Rakyat
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2010 (cetakan ke-22)
Cetakan
pertama 1938
Halaman :
160
Sukartono yang berprofesi sebagai
dokter mempunyai seorang istri yang cantik jelita. Istrinya bernama Tini.
Orang-orang memandang dan menafsirkan bahwa rumah tangga mereka berjalan
bahagia dan rukun. Namun, itu hanya anggapan dari orang luar. Nyatanya rumah
tangga yang mereka bina jauh dari harmonis. Tono sibuk dengan pasien-pasiennya
sedangkan Tini sibuk menjalani aktivitas di luar rumah.
Suatu hari Tono mendapat pasien yang
tertulis di block note teleponnya. Ia dan Abdul, sopirnya, segera meluncur ke
alamat tersebut. Mobil menuju ke Jalan Babakan nomer 45. Tono heran karna
alamat yang ditujunya adalah sebuah hotel. Seorang petugas mempersilahkan Tono
bahwa ia harus menuju kamar nomer 3 karena nyonya Eni telah menunggu. Setibanya
ia segera memeriksa pasiennya seperti biasa. Ia sedikit terkejut bahwa nyonya
Eni tidak sedang sakit. Ia pun membiarkan saja dan tetap memberinya obat.
Semakin hari Tono dan nyonya Eni
semakin dekat. Tono sering mampir ke rumah nyonya Eni. Di sana Tono merasa
nyaman. Beda kalau ia sedang berada di rumah. Pikirannya suntuk, belum lagi
tingkah ketidakpedulian dari istrinya. Nyonya Eni mengaku bahwa ia telah
mengenal Tono sejak dulu. Ia adalah bagian dari masa lalu Tono. Nyonya Eni
adalah Rohayah, cinta masa lalu Tono. Senang pula ia dapat bertemu kembali
dengan Rohayah.
Hubungan Rohayah dengan suaminya
tercium oleh Tini. Maka Tini meminta berpisah dengan Tono. Sebenarnya Tono
berat melepaskan istrinya itu. Tapi, Tini tak bisa lagi diubah niatnya. Saat
rumah tangganya berada dalam kemelut, Tini bertemu dengan cinta masa lalunya.
Tapi, ia tak memberi respon berlebih kepada masa lalunya itu.
Saat Tono mengetahui bahwa Yah
adalah Siti Hayati, seorang yang bekerja menjual suaranya, ia sangat kecewa. Ia
tak mau lagi bertemu dengan Yah. Ia merasa dipermainkan dan dibodohi. Yah
sungguh minta maaf, ia mengatakan bahwa cintanya pada Tono bukan bualan belaka.
Namun, Tono tetap pergi meninggalkannya. Yah merasa belenggu yang dahulu, waktu
ia belum bertemu dengan Tono, terkunci lagi.






0 komentar:
Posting Komentar
coretan kalian yang dapat membangun sangat ku harapkan ^_^